Ad Code

Responsive Advertisement

Donald Trump ditemani Menlu AS Rex Tillerson dan Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley beberapa waktu lalu

Sikap tidak tegas Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memicu gelombang protes untuk kali kesekian. Yang terbaru adalah aksi yang digelar di Boston Sabtu (19/8). Sejatinya, yang mengadakan aksi duluan adalah kelompok pendukung Trump. Tak ingin kasus di Charlottesville terulang, massa antirasis ikut turun ke jalan.

”Kami terdiri atas berbagai kelompok masyarakat,” ujar politikus Republik Shiva Ayyadurai, salah seorang koordinator lapangan kelompok antirasis. Karena itu, jumlah mereka mencapai 40 ribu orang. Itu membuat kelompok pendukung Trump yang hanya berjumlah sekitar seratus orang menjadi tidak terlihat. Meski begitu, bentrokan tetap tidak terhindarkan. Sekitar 33 orang akhirnya ditahan.

Di Houston pada hari yang sama, kelompok Black Lives Matter juga mengadakan aksi untuk menyerukan agar monumen Spirit of the Confederacy dihancurkan. Hal serupa dilakukan penduduk Dallas. Sekitar 3 ribu orang memadati balai kota untuk menentang supremasi kulit putih. Mereka meminta patung konfederasi di kota itu juga diruntuhkan.

 Saat ini, Trump tak mendapat tempat di hati penduduk plus tidak diminati di acara tahunan Kennedy Center Honors. Padahal, acara pemberian penghargaan untuk para seniman yang berkontribusi pada budaya AS itu termasuk bergengsi.

Para peserta menolak hadir jika itu dilangsungkan di Gedung Putih seperti tahun-tahun sebelumnya. Panitia akhirnya menyatakan resepsi tersebut ditiadakan.

Sabtu, Gedung Putih mengeluarkan pernyataan bahwa Trump dan Melania tidak akan menghadiri acara tersebut. ”Presiden dan First Lady memutuskan tidak akan berpartisipasi dalam aktivitas (Kennedy Center Honors) tahun ini agar para penerima penghargaan bisa merayakan tanpa ada gangguan politik,” bunyi pernyataan dari Gedung Putih.



from HALO DUNIA http://ift.tt/2wp66CN
via IFTTT

Post a Comment

0 Comments

Close Menu