Jakarta, CNN Indonesia — Markas Besar Polri menyebut kelompok teroris Neo Jamaah Islamiyah (JI) lebih berbahaya daripada kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang selama ini ada di Indonesia. “Neo JI lebih militan daripada ISIS yang ada di Indonesia. Mereka juga organisasinya lebih terstruktur,” kata Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Inspektur Jenderal Anton Charliyan, di Markas Besar Polri, Jakarta, Senin (14/3).
Dia juga mengatakan organisasi ini adalah bentuk baru dari Jemaah Islamiyah yang terlibat dalam serangan bom Bali, 2002 silam. Namun, dia enggan mengatakan siapa yang jadi pemimpin kelompok tersebut saat ini.
“Pelaku bom Bali yang lama itu adalah mereka, termasuk juga senjata warisan pelaku bom Bali dari salah satu pelakunya yang berinisial PT, diwariskan kepada mereka,” kata Anton.
Lihat juga:Polisi Tangkap 10 Orang yang Diduga Hendak Gabung ISIS
Sisa-sisa Jamaah Islamiyah, kata Anton, merekrut pemuda untuk jadi anggota mereka. Para pemuda itulah yang saat ini mengisi struktur organisasi Neo JI.
Dalam sisi persenjataan, kata Anton, Neo JI juga lebih lengkap. Hal tersebut terbukti dari bunker yang ditemukan di Bantul, 2014 lalu. Saat ini, kata dia, Polri masih mencari bunker lainnya yang digunakan untuk menyembunyikan sisa senjata mereka.
Salah satu upaya yang dilakukan Polri adalah dengan membawa tersangka Siyono yang justru tewas setelah memberontak dalam proses pemeriksaan untuk menunjukkan bunker tersebut.
Anton mengatakan Siyono memerintahkan terduga teroris lainnya yang berinisial AW untuk menyerahkan dua pucuk senjata dan 400 butir peluru serta beberapa granat. Senjata itu diserahkan kepada Siyono karena dia berperan sebagai salah satu petinggi Neo JI.
“Bahkan sedang dilakukan pengejaran karena yang bersangkutan sebagai tersangka diduga menyembunyikan empat senapan M-16, 10 senjata laras pendek dan granat di Jawa dan Sumatera,” kata Anton.
Lihat juga:Teroris Temanggung Anggota ‘Neo Jamaah Islamiyah’
Ketika ditanya bagaimana hubungan Neo JI dengan ISIS, Anton tidak menjelaskan. Saat ini, kata dia, polisi masih mendalami jaringan tersebut.
Namun, kata dia, ada kemungkinan jaringan ini berhubungan dengan Aman Abdurahman, terpidana teroris yang saat ini mendekam di Lembaga Pemasyarakatan Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.
Anton juga tidak buru-buru menyimpulkan kepemilikan senjata itu menunjukkan rencana serangan teror. “Ya mereka punya senjata karena ingin mendirikan negara Islam,” ujarnya diplomatis.
Jamaah Islamiyah adalah kelompok radikal yang sudah lebih dulu terbentuk daripada ISIS, dengan niat mendirikan negara Islam besar di Asia Tenggara.
Kelompok tersebut diduga mendapatkan pendanaan dari Al-Qaeda di Timur Tengah. Anton pun membenarkan dugaan tersebut.
Lihat juga:Guantanamo Ditutup, Pengebom Bali Hambali Tetap Ditahan di AS
Beberapa pentolan kelompok tersebut sudah ditangkap. Di antaranya adalah Riduan Isamuddin alias Hambali yang dipenjara di Guantanamo atas tuduhan keterlibatan dalam bom Natal 2000 dan bom Bali 2002.
Sementara ISIS muncul di Indonesia setidaknya pada 2014 silam dan melancarkan serangan di Thamrin, Jakarta, awal Januari lalu. Dalam serangan tersebut, delapan orang termasuk empat pelaku tewas di lokasi dan puluhan lainnya luka-luka akibat ledakan bom dan tembakan pistol.( elm )
Sumber : CNN INDONESIA
The post Polisi Nilai Neo Jamaah Islamiyah Lebih Militan daripada ISIS appeared first on Halo Dunia.
from Halo Dunia http://ift.tt/2eEOzfd
via IFTTT
0 Comments