Halodunia – Datangnya bulan Ramadhan menjadi berkah bagi sebagian pedagang. Tak hanya pedagang takjil maupun kelapa muda, tetapi pedagang buah pisang juga ikut ketimban rezeki. Seperti yang dialami seorang pedagang pisang di Kelurahan Ambekairi, Kecamatan Unaaha, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara.
Dialah Ibu Haenati yang sudah merintis usaha berdagang buah pisang sejak puluhan tahun. Ia mengaku ketika Ramadan omzetnya meningkat dibanding sebelum bulan puasa. Pada hari pertama puasa ia sudah menghasilkan 5 juta rupiah dalam sehari.
“Saya juga sempat kaget dengan penghasilan sebanyak itu karena kalau di luar bulan puasa tidak sebanyak itu penghasilannya,” terang Haenati kepada MEDIAKENDARI.COM di kediamannya pada Jumat, 16 April 2021.
Lokasi tempatnya menjual cukup strategis, terletak di eks Jalan Poros Unaaha-Ambekairi yang merupakan rumah pribadi bersama suami dan kelima anaknya. Ia menjual dari pukul 08.00 hingga 22.00 Wita.
“Biasa juga lewat jam 10 malam karena ada anakku laki-laki yang jaga malam. Kalau pagi sampai sore biasa saya,” terangnya.
Ia mengakui, penghasilan juta rupiah tersebut didapatkan ketika puasa pertama dan kedua. Meski pada hari berikutnya menurun, tetapi penghasilannya meningkat dibanding di luar bulan puasa.
“Mungkin pada saat itu belum ada yang jualan pisang jadinya omzet begitu besar, tapi sekarang agak menurun jadi 1- 2 juta rupiah per hari karena sudah banyak mungkin jualan pisang seperti di pasar,” katanya.
Adapun aneka buah pisang yang ia jual per sisir seperti pisang manis 25 ribu rupiah, pisang burung 5 ribu rupiah per 2 sisir, pisang ambon 20 ribu rupiah, pisang raja 15 ribu rupiah untuk ukuran besar dan 10 ribu rupiah untuk ukuran sedang.
Selain jualan pisang, ia juga menjual aneka buah lainnya, seperti pepaya, nanas, semangka, dan melon. Dari sederet buah tersebut, pisang yang paling sering dicari pembeli.
“Kalau buah-buahan lainnya tidak terlalu laris, kebanyakan orang cari pisang, untuk buat pisang ijo, kolak, untuk makanan burung dan ada juga yang beli untuk dia jual kembali,” jelasnya.
Ia juga menambahkan, meskipun sudah banyak yang berjualan pisang selama puasa, tetapi pembeli tetap berdatangan ke tempatnya dan itu yang meningkatkan omzet pendapatannya.
“Mungkin faktor sudah banyak yang tahu ini tempatnya, terus bisa juga ditawar karena sepengatahuan harga pisang di luar sana lebih mahal dari di sini,” terangnya.
Sementara itu salah satu pembeli mengungkapkan, jika ia lebih suka belanja di sini dikarenakan masih terjangkau harganya dan masih bisa ditawar.
“Harga di sini dengan tempat lain jauh beda, agak murah di sini, terus kualitas bagus,” ungkapnya.
Hal senada juga diungkapkan Nani yang merupakan tetangga Ibu Haenati. Ia mengaku lebih suka beli pisang di sini untuk diolah buat pisang ijo atau gorengan.
“Mumpung dekat kan, jadi tidak usah jauh-jauh belanja pisang, apalagi harga di sini masih terjangkau,” jelasnya.
https://ift.tt/eA8V8J
0 Comments