Halodunia – Sejarah merekam Surabaya selalu punya peran besar di setiap zaman. Penyebaran agama Islam di tanah Jawa tak bisa dilepaskan dari Kota Surabaya. Letak geografisnya yang strategis menjadikan kota ini dekat dengan pusat Kerajaan Majaphit. Pusat pemerintahan penting sebelum kemerdekaan Indonesia teraih.
Dikutip dari Liputan6.com, Kamis (27/8/2020), salah satu tokoh penting dalam penyebaran Islam di Jawa yakni Sunan Ampel yang berdakwah di wilayah Surabaya dan sekitarnya. Sunan Ampel adalah anggota dewan Wali Songo tertua. Keturunannya menjadi sejumlah tokoh yang menyebarkan agama Islam di wilayah lain.
Dalam buku Atlas Wali Songo (2012), Agus Sunyoto menjelaskan cara unik Sunan Ampel menyebarkan ajaran Islam. Beliau gencar menikahkan juru dakwah Islam dengan para putri bangsawan Majapahit. Pernikahan itu akhirnya membentuk keluarga-keluarga muslim dalam sebuah jaringan kekerabatan yang selanjutnya menjadi cikal-bakal dakwah Islam di berbagai daerah di Indonesia.
Menurut Agus Sunyoto, dengan cara menikahkan juru dakwah Islam dengan putri-putri penguasa bawahan Majapahit, Sunan Ampel membentuk keluarga-keluarga muslim dalam suatu jaringan kekerabatan yang menjadi cikal-bakal dakwah Islam di berbagai daerah.
Selain Sunan Ampel, ini sejumlah tokoh religi lain yang punya peran penting di Kota Surabaya dan disemayamkan di kota tersebut. Makam-makam para sesepuh ini sering ramai dikunjungi para peziarah. Mereka datang untuk mendoakan almarhum, mencari keberkahan, dan lain sebagainya.
Sebagian kawasan pemakaman para leluhur ini sudah dipugar dan ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya. Ini 5 wisata religi yang dilansir Instagram resmi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya, @surabayasparkling (26/8/2020).
©2020 Merdeka.com/bisnisbandung.com
Salah satu makam yang selalu ramai dikunjungi di Kota Surabaya adalah Makam Sunan Bungkul. Makam beliau berada di dekat Taman Bungkul, Darmo, Kecamatan Wonokromo, Kota Surabaya.
Sunan Bungkul yang bernama asli Ki Ageng Supo atau Mpu Supo sendiri merupakan seorang bangsawan di zaman Majapahit. Setelah memeluk Islam, beliau memakai nama Ki Ageng Masmudin. Lantas menjadi penyebar Islam di akhir masa kejayaan Majapahit [ada abad ke-17.
2. Makam Kyai Al-Habib
Kyai Al-Habib disemayamkan di kawasan Jalan Ampel Gubah Kidul nomor 21, Ampel, Kecamatan Semampir, Kota Surabaya. Pendakwah Islam bernama lengkap Habib Muhammad bin Idrus Al-Habsyi ini lahir pada 1265 H di Kota Khola’ Rasyid, Hadramaut, Yaman. Kyai Al-Habib dikenal memiliki akhlak dan budi pekerti luhur.
3. Makam Kyai Sedo Masjid
Makam Kyai Sedo terletak di Jalan Kawatan VIII nomor 12, Alun-alun Contong, Kecamatan Bubutan, Kota Surabaya. Laki-laki yang memiliki nama asli Pangeran Pekik ini merupakan anak dari Raja Tegal Arum/Panji Joyolengkoro. Pangeran Pekik dikirim untuk menyelesaikan perang di wialayah Bran Wetan terutama Surabaya.
©2020 Merdeka.com/ngopibareng.id
Kromodjajan Kanoman merupakan tempat disemayamkannya bupati pertama Surabaya. Makam ini ada di dalam masjid Al-Ihsan di Jalan Jalan Bibis Pesarean, Pabean Cantikan, Bongkaran, Kecamatan. Pabean Cantian, Kota Surabaya.
Di sini, disemayamkan bupati pertama Surabaya di masa pendudukan Belanda hingga para adipati. Kawasan pemakaman ini juga tak pernah sepi dari para peziarah.
Makam Sawunggaling berada di Jalan Lidah Wetan Gang III, Kompleks Masjid Al-Kubro, Kota Surabaya. Sawunggaling merupakan putra dari Jayenggoro dan Dewi Sangkrah. Laki-laki yang memiliki nama kecil Jaka Berek ini tinggal bersama ibunya di Kampung Lidah Donowati (kini Lidah Wetan).
[rka]
0 Comments