Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation test link ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat.
Duis aute irure dolor in reprehenderit in voluptate another link velit esse cillum dolore eu fugiat nulla pariatur.
Sample Text
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation test link ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat.
Kepala Divisi Humas PolriMengucapkanSelamat Hari Ibu Nasional_Perempuan Berdaya, Indonesia Maju_22 Desember 2023Irjen Pol. Dr. Sandi Nugroho, S.I.K., S.H., M.Hum.
Hadist Surga di Bawah Telapak Kaki Ibu, Ini Penjelasan Maknanya
Berbakti kepada orangtua adalah kewajiban bagi setiap Muslim. Menjalankannya dengan penuh keikhlasan dapat bernilai pahala di sisi Allah. Perbuatan ini juga menjadi salah satu amalan yang disukai Rasulullah.
“Surga di bawah telapak kaki ibu. Siapa yang dikehendaki (diridhai) para ibu, mereka bisa memasukkannya (ke surga); siapa yang dikehendaki (tidak diridhai), mereka bisa mengeluarkannya (dari surga).”
Apa maksud dari hadist tersebut? Untuk mengetahuinya, simak penjelasan berikut.
Hadist Surga di Bawah Telapak Kaki Ibu
Hadist surga di bawah telapak kaki ibu sebenarnya memiliki makna yang cukup dalam. Hadist ini tidak bisa diartikan begitu saja tanpa mengetahui penjelasan maknanya.
Mengutip buku Kumpulan Tanya Jawab Keagamaan oleh Pustaka Ilmu Sunni Slafiyah, maksud hadist surga di bawah telapak kaki ibu ialah patuh dan ridhanya seorang Muslim menjadi penyebab masuknya ia ke dalam surga. Al-Aamiri pernah berkata:
"Maksudnya ukuran dalam berbakti dan khidmah pada para ibu bagaikan debu yang berada dibawah telapak kaki mereka, dianjurkan mendahulukan kepentingan mereka atas kepentingan sendiri dan memilih berbakti pada mereka ketimbang pada hamba-hamba Allah lainnya. Ini karena merekalah yang rela menanggung beban penderitaan kala mengandung, menyusui serta mendidik anak-anak mereka".
Hal serupa disampaikan oleh Muhammad Taufik dalam bukunya yang berjudul Malaikat Itu Bernama Ibu. Ia mengatakan bahwa berbakti kepada ibu, tidak membangkang terhadapnya, tidak menyakitinya, tunduk dan rendah diri di hadapannya, akan menjadi wasilah penyebab seorang Muslim masuk surga.
Menurutnya, inilah arti sebenarnya dari kalimat "surga di bawah telapak kaki ibu". Maka, jika kebaikan tersebut mampu menjadi wasilah menuju ke surga, seorang Muslim hendaknya menghindari perlakuan buruk kepada ibunya yang justru akan menghartarkan ia menuju neraka.
Pendapat lain disampaikan sebagian ulama tasawuf yang mengartikan hadist ini secara dhahir dan batin. Menurut mereka, baginda Nabi Muhammad SAW adalah ciptaan Allah yang mampu menguasai kesempurnaan bahasa. Sehingga, arti sebuah hadist tidak bisa dimaknai dari satu sudut pandang saja.
Secara dhahir, para ibu dengan keridhaannya mampu menghantarkan seorang anak ke dalam surga. Tentunya ini dapat diraih dengan mengamalkan perilaku rendah hati, patuh, dan hormat kepadanya.
Sedangkan secara bathin dan hakikatnya, para ibu yang mukmin kelak berada di tempat tertinggi bersama dengan Nabi Muhammad SAW, sedangkan setiap makhluk berada di bawahnya. Maka maksud hadist 'surga di bawah telapak kaki ibu' ialah tentang kedudukan para makhluk di surga yang kelak berada di bawah telapaknya.
0 Comments