Polri mengungkap kasus penyerangan di Mapolda Sumatera Utara. Dari hasil pemeriksaan disebutkan dua di antara pelaku diberikan tugas untuk mensurvei sejumlah tempat yang akan dijadikan sasaran penyerangan.

Tak hanya instansi kepolisian, markas TNI juga ikut menjadi sasaran target para pelaku. “Surveinya tidak hanya ke Polda Sumut. Mereka juga melakukan survei di tempat-tempat lain seperti Markas Komando Satbrimob Polda Sumut, Kodam Bukit Barisan, Polsek Tanjung Merawah, Markas Yon Zipur juga disurvei oleh mereka untuk dijadikan target bila waktunya tepat,” kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Rikwanto, di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (30/6).

Dua pelaku yang bertugas mensurvei lokasi yakni tersangka Firmansyah Putra Yudi alias Yudi dan tersangka Hendri Pratama alias Boboy. Keduanya melakukan survei lokasi atas perintah tersangka Syawaludin Pakpahan.

Rikwanto menambahkan, khusus survei di Polda Sumut tersangka Syawaludin turun langsung mensurvei lokasi bersama dengan Boboy. Pengintaian di Mapolda Sumut ini dilakukan keduanya selama satu minggu sebelum penyerangan.

“Khusus untuk penjagaan markas Polda Sumut mereka telah survei selama 1 minggu,” ujar Rikwanto.

Hasil pengintaian tersebut para pelaku menyimpulkan terdapat kelemahan penjagaan di pintu tengah. Sebab jarak dari kedua pintu di pojok kanan dan kiri jauh dan dimanfaatkan oleh para pelaku untuk masuk ke area Mapolda Sumut.

“Mereka mendapatkan kelemahan di pintu tengah. Jadi ada penjagaan di kanan kiri pintu tengah jaraknya agak jauh sehingga mereka melompat dari pagar tengah,” papar Rikwanto.

Dari pagar tengah itulah para pelaku meloncati pagar dan melakukan penyerangan terhadap petugas yang berjaga. “Di situlah mereka masuk dan kemudian mendapati Aiptu Martuq Singgalingging yang sedang istirahat dan gugur di situ,” ucapnya.

Hingga kini pihaknya masih melakukan pendalaman terkait survei yang dilakukan para pelaku. Kata dia, untuk mendapatkan keterangan yang lebih lengkap harus dilakukan rekonstruksi di lapangan.

“Untuk kedalaman dan kepastian yang mereka lakukan kita butuh rekonstruksi di lapangan untuk mendapatkan kepastian,” pungkasnya.



from HALO DUNIA http://ift.tt/2sops9k
via IFTTT