Peristiwa menarik terjadi saat proses serah terima tas ransel isi uang jutaan rupiah berlangsung di Terminal Rajekwesi, Bojonegoro, Jawa Timur.

Petugas meminta pemilik tas warna hitam, Ruth Firstin Winanti Bale (23) untuk menghitung uang yang ada di dalam tas yang ditemukan setelah tertinggal di shalter keberangkatan pada Kamis (29/6/2017).

Isi tas yang juga berisi perlengkapan mandi, pakaian, charge ponsel serta amplop berisi uang yang nilainya hampir Rp 12 Juta dikeluarkan.

Suasana penghtungan uang itu disaksikan petugas keamanan serta sang ibu pemilik tas, Wiwik Sri Winanti (50) dan perangkat Desa Jati Blimbing, Yoso Utomo (45), di Pos Pengamanan Lebaran 2017 Terminal Rajekwesi, Jumat (30/6/2017) siang.

Bale, panggilan akrab pemilik tas itu lantas menghitung lembar demi lembar uang pecahan yang didominasi Rp 100 ribuan dan Rp 50 Ribuan.

Bale mengaku uangnya berjumlah Rp 11.400.000. Namun saat dia menghitung terdapat selisih jumlahnya. Setelah dihitung, jumlah yang ada hanyalah Rp 11.300.000.

“Jumlahnya Rp 10 Juta dengan 10 bendel masing-masing sejuta. Rp 700 Ribu dua bendel. Totalnya Rp 11.400.000,” jelas Ruth Fristin Winanti Bale.

Dengan adanya selisih Rp 100 Ribu, Koordinator Terminal Rajekwesi Sentot Sugeng Waluyo meminta Bale untuk bisa menerimanya. Namun, Bale bersikukuh bila uangnya itu akan dipakai untuk membayar kuliah.

Sentot akhirnya mengalah. Ia lantas mengambil dompet dari sakunya dan mengganti uang selisih Rp 100 ribu yang diserahkan ke Bale.

“Ya ini saya ganti saja saja biar pas jumlahnya seperti yang disampaikan tadi,” kata Sentot.

Pemilik tas yang tertinggal di terminal ini usai mudik di Desa Jati Blimbing, Kecamatan Dander Bojonegoro. Ia kuliah di Uk Petra Surabaya semester 8 jurusan informatika.

Salah satu petugas kepolisian, Ipda Tohir yang ikut jaga Pengamanan Lebaran di Terminal Rajekwesi menjelaskan bahwa uang yang ditemukan di dalam tas ransel tidak dihitung secara rinci.

Saat ditemukan, petugas gabungan hanya menghitung jumlah perbendel. Di dalam tas ada 12 bendel, sehingga diduga jumlahnya keseluruhan Rp 12 juta.

“Kemarin dihitung dihadapan petugas terpadu di Posko Terminal itu hanya perbendel yang jumlahnya ada 12 bendel. Tidak dihitung perlembar,” jelas Ipda Tohir Kepada wartawan.



from DETIK INDONESIA NEWS http://ift.tt/2snAmwj
via IFTTT